Manfaat Sit Up Manfaat Sit Up

Selasa, 28 Oktober 2014

Manfaat Sit Up






          Sit Up adalah termasuk jenis latihan retensi otot, khususnya untuk melatih resensi otot perut. Sit up dilakukan dengan cara membaringkan diri pada sebuah media datar, baik menggunakan matras maupun langsung di lantai dll. Sit up secara sederhana bisa dilakukan dengan cara melipat kedua lutut dan menjejakanya di lantai, posisi punggung berada pada posisi tidur, dan ditarik agak kedepan menuju arah lutut. Gerakan sit up dilakukan dalam beberapa kali set dengan nafas yang teratur.
Latihan sit up merupakan salah satu olahraga yang mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan dan biaya. Namun sit up mempunyai manfaat yang banyak bagi kita, berikut manfaat push up bagi kesehatan:

1. Mengencangkan Otot    

    Berdasarkan hasil studi yang dilakukan tahun 1998 oleh peneliti dari Penn State University yang dipublikasikan dalam Journal of Strength and Conditioning Research. Bahwa testosteron konsisten merespon otot. Sit up menggunakan otot-otot besar di dada, yaitu kelompok otot besar deltoid di bahu dan trisep juga otot lain termasuk otot perut yang bertindak sebagai stabilisator.

2. Mengecilkan Perut Buncit    

    Hasil penelitian di Rush University Medical Center pada tahun 2009 yang dipublikasikan dalam jurnal Obesitas menemukan korelasi antara tingkat testosteron yang rendah dan berfluktuasi pada wanita menopause dapat mengakumulasi lemak visceral, yaitu lemak yang menumpuk di dalam den sekitar organ vital di dekat pinggang. Dengan demikian, sit up bisa dikatakan sebagai olahraga yang dapat mengecilkan perut buncit.

3. Mencegah Osteoporosis    

      Menurut Hormone Foundation, rendahnya tingkat testoteron dapat berkontribusi pada hilangnya kepadatan tulang dari waktu ke waktu dan mengakibatkan osteoporosi pada laki-laki. Dengan demikian, rendahnya tingkat testoteron juga dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan kekuatan secara keseluruhan serta atrofi otot dari waktu ke waktu.

4. Panjang Umur    

     Sebuah studi yang dilakukan  tahun 2008 oleh peneliti dari University of Greifswald di Jerman, menunjukkan bahwa tingkat testoteron yang rendah dapat meningkatkan resiko diabetes, hipetensi, obesitas, dan bahkan kematian dini. Studi yang diikuti peserta selama lebih dari tujuh tahun ini menemukan bahwa orang dengan kadar testoteron rendah 2,5 kali lebih mungkin meninggal dini dibandingkan dengan orang dengan tingkat testoteron lebih tinggi terlepas dari merokok, konsumsi alkohol.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar