Senin, 10 November 2014
I'tikaf
Banyak orang tahu bahwa i’tikaf adalah berdiam diri di mesjid. Namun berdiam diri seperti apakah i’tikaf itu? Apakah sekadar taffakur saja? Atau ada hal-hal lain yang harus dilakukan? I’tikaf tidak hanya sekadar berdiam diri saja, bukan berarti seseorang yang berdiam di mesjid itu artinya i’tikaf. Ada rukun-rukun yang mensyaratkan hal tersebut dikatakan i’tikaf.
Pengertian
Dalam segi bahasa, i’tikaf berasal dari kata ’akafa-ya’kufu-ukufan yang berarti berdiam diri atau tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam pengertian Islam, i’tikaf berarti berdiam diri di mesjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu. I’tikaf ini lebih diutamakan pada bulan Ramadhan, terutama 10 hari menjelang berakhirnya Ramadhan untuk memperoleh lailatul qadar, namun beri’tikaf di hari lain pun tidak akan mengurangi manfaatnya.
Beberapa ulama mendefinisikan i’tikaf dengan sedikit berbeda, misalnya :
- Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam Fadhilah Ramadhan mengatakan bahwa i’tikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan niat i’tikaf.
- Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah, i’tikaf adalah menetap di suatu tempat dan berdiam diri tanpa meninggalkan tempat itu, baik untuk melakukan amal kebaikan maupun kejahatan.
- Menurut Al-Marghainani i’tikaf adalah menetap dalam masjid yang disertai puasa dan niat i’tikaf.
- Menurut Muhammad bin Faramuz, i’tikaf adalah menetapnya seorang laki-laki dalam masjid, sendirian atau berjamaah, atau menetapnya seorang perempuan dalam rumahnya (ruangan khusus) dengan niat i’tikaf.
Cara Beri'tikaf
Beri’tikaf sendiri tidaklah hanya sekadar duduk diam di mesjid. Seperti ibadah yang lain, i’tikaf pun ada cara-caranya seperti yang diajarkan Rasullah:
1. Niat melakukan i’tikaf harus karena Allah SWT. Misalnya mengucapkan : aku berniat i’tikaf karena Allah ta’ala
نويت الاعتكاف لله تعالى
2. Saat melakukan i’tikaf bukan berarti kita diam saja dan pikiran kita melayang ke segala arah, namun i’tikaf diisi dengan dzikir, tafakkur, membaca doa, bertasbih, dan memperbanyak membaca Al-Quran.
3. I’tikaf diutamakan dilakukan setelah shalat subuh seperti hadist :
وعنها رضى الله عنها قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أراد أن يعتكف صلى الفجر ثم دخل معتكفة "ـ متفق عليه
"Dan dari Aisyah ra, ia berkata bahwasannya Nabi saw. apabila hendak ber-I'tikaf beliau shalat subuh kemudian masuk ke tempat I'tikaf." (H.R. Bukhori, Muslim)
4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna.
Manfaat Beri'tikaf
I’tikaf tentu saja memiliki manfaat yang sangat besar bagi yang melakukannya. Disadari atau tidak, manfaat tersebut akan dirasakan oleh yang melakukan i’tikaf.
Beberapa manfaat i’tikaf :
1. Mendidik kita lebih taat kepada Allah SWT.
2. Akan mudah memerangi hawa nafsu karena seseorang yang berada di mesjid akan merasa lebih waspada di tempat ibadah.
3. Mesjid adalah merupakan semacam madrasah, berada di dalamnya untuk beri’tikaf sudah tentu akan membuat hati kita lebih suci dari hal-hal kotor.
4. Bila dilakukan saat bulan Ramadhan, maka mesjid merupakan tempat yang paling baik mendapatkan lailatul qadar.
5. Sebagai wadah kita dalam merenungi masa lalu dan memikirkan masa depan lebih baik.
6. Mendatangkan ketenangan dan menerangi hati yang penuh dosa.
7. Mendatangkan kebaikan Allah SWT. Aaaln kita insyaallah diangkat dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.
8. Terbiasa melakukan shalat lima waktu berjamaah tempat waktu karena berada di mesjid.
9. Melatih diri untuk meninggalkan kesibukan dunia demi memenuhi panggilan Allah SWT.
10. Melatih diri untuk meninggalkan kesenagan jasmani sehingga hati bertambah khusyuk saat beribadah.
11. Melatih diri dalam meluangkan waktu untuk berdoa, membaca Al-Quran dan berdzikir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
12. Merupakan waktu yang tepat untuk bertaubat.
Sumber:Lebaran (Sedikit Perubahan)
Label:
Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar